Chairman
International Council for Small Business (ICSB), Hermawan Kartajaya, dalam
kuliah umum di Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa), Kamis (18/4/2.19),
beliau menyebutkan bahwa muslimpreuner Ini adalah soal bagaimana kita bisa
berperilaku jujur dalam berbisnis, didukung dengan pemanfaatan teknologi, namun
berujung pada humanity (kepentingan umat atau kemanusiaan).Konsep Muslimpreneur
bukanlah konsep yang eksklusif, namun justru bersifat inklusif. “Nabi Muhammad
merupakan role model di bidang entrepreneur dan perilaku yang beliau terapkan
sejalan dengan konsep Marketing 3.0. Marketing 3.0 merupakan konsep berbisnis
yang berbasis pada human spirit dan mempedulikan People, Planet, dan tanpa
mengabaikan Profit.
Entrepreneur
atau wirausaha adalah sebuah alternatif lahan rezeki yang sangat banyak
diminati oleh Banyak Orang, khususnya di era modern seperti sekarang ini. Kunci
paling utama adalah niat, dan harus tetap berusaha. Setiap orang tentunya
memiliki niat dan motivasi tersendiri untuk berwirausaha, seperti ingin
mencoba-coba, dari awal sudah serius dijadikan pekerjaan, atau ikut-ikutan
teman dll. Sedangkan MUSLIMPREUNER adalah konsep berwirausaha halalan
thayyiban, karena nilai yang dianut adalah perilaku jujur dan amanah dinilai
cocok bagi generasi muda muslim.
Dalam
sejarah kenabian, atau Shirah Nabawiyah, kita ketahui Seperti Abu Bakar. beliau
khalifah Islam yang pertama itu terkenal sangat kaya raya, dia adalah pedagang
yang sukses. Kebunnya banyak dan pekerjanya juga sejahtera, dari semua
penghasilannya berdagang itu, Abu Bakar gunakan untuk memerdekakan budak dan
akhirnya menjadikan mereka sahabat-sahabat Rasulullah yang setia. Salah satunya
adalah Bilal bin Rabbah, yang dia merdekakan. Selain memerdekakan budak, Abu
Bakar juga menyedekahkan semua hartanya demi dakwah Islam kala itu. Sehingga
beliau dijuluki Al-Amin.
Adapun
Permasalahan yang muncul dalam bisnis khusunya di era 4.0 yaitu adanya bisnis
online. Efek tumbuh dan berkembangnya bisnis berbasis layanan aplikasi online
tersebut, semacam memberikan gambaran mengenai bentuk persaingan bisnis yang
cukup nyata. Dimana satu pihak menganggap hal tersebut sebagai peluang bisnis
yang harus dimaksimalkan dengan didukung oleh perkembangan teknologi, sedangkan
dipihak lain ada yang merasa terancam dikarenakan terlalu lambat menyesuaikan
diri dengan perkembangan teknologi. Muslimpreneur muncul sebagai sebuah solusi.
karna Adanya perkembangan bisnis dan berbagai bentuknya harus disikapi dengan
bijak, terus melakukan inovasi, mengasah kreativitas, dan memaksimalkan sumber
daya yang dimiliki. Oleh sebab itu, hadirnya sudut pandang spiritualistik dalam
praktik bisnis akan memberikan memberikan jalan petunjuk bahwa bisnis yang
dilakukan semata-mata tidak saja mencari keuntungan yang sebesar-besarnya,
tetapi harus dipandang sebagai proses ibadah dalam mendekatkan diri kepada
Tuhan. etika bisnis yang sesuai dengan ajaran Islam, sehingga praktik bisnis
yang dijalan tidak hanya berorientasi pada pencapaian profit, melainkan mendorong
produktifitas dan kualitas dalam pencapaian kebahagiaan di akhirat.
Maka,
terkait norma etika dan norma bisnis dalam Islam setidaknya dapat terlihat dalam
beberapa hal, yakni:
1.Larangan utama dalam Islam dalam transaksi bisnis yang mengandung unsur
maisyir (judi), gharar (spekulasi), dan riba atau biasa disebut dengan
singkatan maghrib.
2.Terjadi hak dan kewajiban semua pihak dalam yang terlibat dalam kontrak
bisnis, sehingga memungkinkan para pihak yang terlibat untuk menyadari tanggung
jawab yang sama. Artinya, bila terjadi kerugian atau keuntungan dapat dibagi
bersama antara pihak yang terikat dalam kontrak perjanjian bisnis tersebut.
3.Terjalinnya prinsip keadilan, saling membantu, menghindari kecurangan, salah
tafsir dan sebagainya, sehingga segala bentuk aktivitas bisnis menjadi saling
memberdayakan
4.Segala bentuk aktivitas bisnis harus diorientasikan untuk mendapatkan
keberkahan dan tercapainya kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.
Muslim
Preneur tidak sebatas untuk memperkaya diri tetapi memberdayakan sekitar. Dalam
sebuah penelitian tentang “Etika Bisnis Islami dalam Praktek Bisnis
Rasulullah”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa praktik bisnis yang
dilakukan oleh Rasulullah dilakukan oleh beliau masih dalam keadaan muda atau
sebelum usia menginjak 40 tahun. Sehingga pada saat Rasulullah diangkat menjadi
rasul, maka segala yang dilakukan oleh beliau didasarkan pada bimbingan wahyu
(Al Qur‟an) dan bimbingan langsung oleh Allah. Sedangkan prinsip yang dilakukan
Rasulullah didasarkan pada sifat Rasulullah, yakni shiddiq, amanah, timbangan
yang tepat, menghindari gharar, tidak menimbun barang, tidak melakukan al ghalb
dan tadlis diantara para penjual dan pembeli (Saifullah, 2011: 127-156).
Selanjutnya
ini adalah Contoh Di era sekarang, adapun para penguasa tersebut seperti:
pertama, pasangan suami Jody Brotosuseno dan Siti Hariyani selaku owner Waroeng
Steak&shake yang gerainya sudah mencapai 50 gerai diseluruh Indonesia.
Dalam praktik bisnisnya Jody Brotosuseno dan Siti Hariyani mengharuskan para
karyawan sholat berjamaah tepat waktu, shalat dhuha, dan tidak merokok. Selain
itu, adanya sikap amanah dan jujur dalam melaksanakan pekerjaan juga menjadi
salah satu kunci kesuksesan bisnisnya. bangun pesantren dan bakti sosial. Salah
satu gerainya di kawasan Jalan Gejayan Yogyakarta didedikasikan untuk kegiatan
amal, dimana seluruh keuntungan dari gerai tersebut didonasikan untuk mendanai
umah Tahfidz dengan santri mencapai 2.000 orang santri (bisniskeuangan.kompas,
30/9).
Adapun Tips Menjadi Seorang MuslimPreneur yang baik, yaitu :
1. Perbaiki Diri
Istighfar dan bertaubat adalah caranya. Tentu istighfar yang kita lakukan di
sini tidak sekedar di mulut, namun disertai penyesalan dan ikrar tidak akan
mengulanginya lagi. Hingga akhirnya sampai pada level taubat an-nasuha. Dalam
ilmu manajemen ada yang namanya Total Quality Management (TQM). Salah satu
dasar dari TQM ini adalah perbaikan secara berkesinambungan, dengan
beristighfar kita bakal mengetahui kesalahan dan kelemahan, mencoba untuk
memperbaiki diri menjadi lebih baik. Keledai aja gak mau terperosok ke lubang
yang sama dua kali, masak kita kalah
2. Tingkatkan taqwa
Allah telah berfirman.. “Barangsiapa bertaqwa kepada Allah nescaya Dia akan
membukakan jalan keluar baginya. dan Dia memberinya rezeki dari arah yang tidak
disangka-sangkanya. Dan barangsiapa bertawakal kepada Allah, nescaya Allah akan
mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusanNya. Sungguh,
Allah telah mengadakan ketentuan bagi setiap sesuatu.”Allah sendiri yang menjamin
itu di surat At-Thalaq ayat 2 sampai 3.
3. Kuatkan Tawakal
Nabi Muhammad SAW, “Jika kalian bertawakal kepada Allah dengan sebenar-benarnya
tawakal, niscaya Allah akan memberikan rezeki kepada kalian, seperti Allah
memberikan rezeki kepada seekor burung. Ia pergi (dari sarangnya) di pagi hari
dalam keadaan perut yang kosong (lapar), dan kembali (ke sarangnya) di sore
hari dalam keadaan perut yang penuh (kenyang)”.
4. Isilah kesibukan dengan
Amal Kebaikan
Manusia bisa diibaratkan sebagai sebuah koin yang memiliki dua sisi. Maka
ketika ia melakukan yang baik, dia tidak melakukan sebuah keburukan. Imam
Syafi’i pun menegaskan, “Jika tidak disibukkan dengan kebaikan, maka kita akan
disibukkan dengan keburukan.” Tentunya kita tak bisa melakukan keduanya
sekaligus. Maka pastikan apa yang kita perbuat dalam usaha ini adalah sesuatu
yang baik, atau kita malah kan bersibuk diri dalam keburukan. Kebaikan yang
kita lakukan, kelak bisa jadi sebab datangnya kebaikan untuk kita. Makanya,
berlomba dalam kebaikan yuk!
5. Eratkan Silaturrahim
Dengan mengenal banyak dan
menjaga silaturrahim dengan saudara-saudara kita maka kita akan lebih mudah
untuk mengatasi masalah yang kita tidak mampu mengatasinya. “Barangsiapa yang
suka diluaskan rezekinya dan dipanjangkan umurnya, maka hendaklah ia menyambung
tali silaturrahim”, begitulah pesan Nabi Muhammad SAW.
6. Pelajarin Kisah Abdurrahman
bin Auf
Temen-temen yang pernah baca kisahnya pasti setuju kalau beliau adalah salah
satu entrepreneur yang begitu sukses di masa Nabi Muhammad saw. Ceritanya
ketika dia hijrah ke Madinah, dirinya dipersaudarakan dengan sahabat yang
benama Sa’ad bin Rabi Al-Anshari. Walau pun baru saja dipertemukan Sa’ad
langsung memberikan penawaran bagi saudara seimannya itu. Ia berniat membagi
hartanya dengan Abdurrahman bin Auf, karena sebelumnya dia datang ke Madinah
dengan bekal yang minim, sementara seluruh kekayaannya ia tinggal di Mekkah.
Ketika Abdurrahman bin Auf ditawari begitu, dia nolak dengan halus. Abdurrahman
bin Auf malah bertanya di manakah letak pasar di Madinah. Iapun segera beraksi
ke pasar untuk menjemput rizki. Selang waktu berlalu, Abdurrahman bin Auf
menemui Nabi Muhammad saw dan mengabarkan kalo dia hendak menyempurnakan
separuh agamanya. Lewat usaha entrepreneur-nya, ia mampu memberi mahar emas seberat
6 butir kurma.
Semoga dengan Adanya tips menjadi MuslimPreneur seperti yang disebutkan diatas,
kita bisa mempraktekkan dan menjadi Muslim Preneur yang sukses dan
jujur.AMIN……..
Referensi
Asmijaya,Upu.(2014,November28)“CiputraEntrepreneurship.” http://www.ciputraentrepreneurship.com/ce-news/jumlah-entrepreneur-indonesia-idealnya-dua-persen.
Antoni.(2014, Juli- Desember) “MUSLIM ENTREPRENEURSHIP Membangun Muslim Peneurs
Characteristics Dengan Pendekatan Knowladge Based Economy”
http://ejournal.kopertais4.or.id/sasambo/index.php/elhikam/article/download/1422/1021
http://ejournal.unira.ac.id/index.php/jurnal_makro_manajemen/article/download/255/208