Kajian Rutin Mingguan (KARUNG) #5

 

NOTULENSI KAJIAN RUTIN MINGGUAN (KARUNG).

Tema               : “Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam (SPEI)”

Tanggal           : 22 Mei 2021

Waktu                         : 15.30– Selesai

Tempat            : via google Meet

Pemateri          : A'an Dwi Amrulloh

Moderator       : Rio Prasetyawan

Notulis            : Anjela Kriskurnia

Penyampaian dan penyajian materi :

Sejarah Pemikiran Ekonomi

            Kontribusi kaum muslim sangat besar terhadap perkembangan dan peradaban ekonomi islam. Ada banyak sekali tokoh pemikir ekonomi muslim yang kontribusinya sangat besar terhadap perkembangan ekonomi islam sampai saat ini. Salah satunya adalah Ibnu Sina. Sedangkan, di barat dikenal dengan sebutan Avisena.

M. Nejatullah Siddiqi menguraikan sejarah pemikiran ekonomi Islam dalam tiga fase, yaitu:

1. Fase awal (abad awal sampai 11 M)

            Yaitu fase dasar ekonomi islam.

v  Sahabat Zaid bin Ali (80-120 H/699-738 M)

Zaid bin Ali memiliki pandangan bahwa penjualan suatu barang secara kredit dengan harga yang lebih tinggi daripada harga tunai (cash) maka, menjadi ual beli yang sah. Dan dengan syarat prinsip saling ridho dan rela antara kedua pihak. Sehingga Zaid bin Ali merupakan pencetus sistem kredit. Zaid bin Ali melarang jual beli riba.

v  Abu Hanifah (80-150 H/699-767 M)

Kitabnya Al Musnad dan Fiqh Al Akbar yaitu tentang Jual beli salam (jual beli pesanan).

v  Abu Yusuf (113-182 H/ 731-798 M)

Kitab yang paling terkenal adalah Al Kharaj yang membahas tentang perpajakan.

v  Muhammad bin Al Hasan Al Syaibani (132-189 H/ 750-804 M)

Ada beberapa kitab yaitu Al Ikhtisab fi Rizqi Al Musthatab dan Al Kasb (kerja). Kitab yang terkenal membahas tentang kerja.

v  Ibnu Miskawih (w.421 H/1030M)

Kitab al-Anwal.

 

2. Fase kedua

            Yaitu disebut fase kemajuan pada abad ke 11-15 Masehi, dimana sistem ekonomi semakin berkembang dan terdapat banyak tokoh yang berjasa besar dalam pengembangan ekonomi islam pada fase kedua ini.

v  Al Ghazali (451-505 H/1055-1111 M)

Kitab Ihya ulumuddin yang paling terkenal yaitu membahas tentang mekanisme pasar.

v  Ibnu Taimiyah (w. 728 H/1328 M)  

Kitab Al Hisbah fi Al Islam.

v  Al Maqrizi (845 H/1441 M)

Kitab: Ighatsah Al Ummah bi Kasyf Al Ghummah.

v  Ibnu Khaldun

Kitab yang terkenal adalah Kitab Muqadimah.

 

3. Fase ketiga 1.446-1932 Masehi

            Yaitu fase stagnasi (tertutupnya pintu ijtihad). Terjadi kemunduran dari fase kedua bisa diartikan kurang berkembang dari fase kedua. Namun, tidak menurunkan adanya eksistensi ekonomi islam itu sendiri. Ada beberapa tokoh pada fase ketiga:

v  Shah Wali Allah

v  Jamaluddin Al Afghani

v  Muhammad Abduh

v  Muhammad Iqbal

 

Bagaimana Kebijakan Ekonomi pada Zaman Rasulullah?

 

            Banyak kebijakan pada zaman Rasulullah bertujuan untuk kesejahteraan umatnya. Ada beberapa kebijakan diantaranya:

1.      Membangun masjid dan Merehabilitasi kaum muhajirin

Kenapa membangun masjid? Pada zaman itu masjid sangat dibutuhkan, selain untuk beribadah juga untuk kegiatan yang lainnya.

2.      Membuat konstitusi negara

3.      Meletakkan dasar sistem keuangan negara  

 

Sumber-sumber pendapatan negara:

            Pendapatan negara juga dibedakan menjadi pendapatan primer dan pendapatan sekunder. Pendapatan primer diantaranya:

1.      Ghanimah

2.      Zakat Mal dan ushr (zakat pertanian)

3.      Ushr

4.      Fa'i

5.      Kharaj dan Jizyah

 

            Pendapatan primer dibagi lagi menjadi 2 yaitu pendapatan umum dan pendapatan dari non muslim. Pendapatan umum yaitu seacara umum berdasarkan konstitusi negara. Sedangkan, non muslim seperti kharaj dan jizyah. Jizyah merupakan pajak yang dikenakan kepada non muslim (ahli kitab) sebagai jaminan perlindungan jiwa. Kemudian, perlindungan harta milik, kebebasan beribadah merupakan pengecualian wajib militer besarnya 1 dinar per tahun untuk setiap orang laki-laki. Sedangkan, kharaj adalah pajak tanah yang dipungut dari non muslim.

            Ghanimah adalah harta yang diperoleh kaum muslim yang melalui pertempuran. Sedangkan, Fa'I adalah harta yang diperoleh kaum muslim tanpa melalui pertempuran.

 

Pendapatan sekunder meliputi:

1.      Pinjaman

2.      Tebusan

3.      Amwal Fadilah

4.      Nawaib

5.      Wakaf

6.      Zakat Fitrah

7.      Khums

8.      Sedekah Lain (kafarat)

9.      Hadiah

 

Apa saja sumber-sumber pengeluaran negara?

Sumber pengeluaran negara dibagi menjadi 2 yaitu primer dan sekunder.

Pengeluaran primer meliputi:

1.      Biaya perjalanan seperti persenjataan, unta, dan persediaan.

2.      Penyaluran zakat dan ushr kepada yang berhak menerimanya menurut Al-Qur’an, termasuk para pemungut zakat.

3.      Pembayaran gaji untuk wali, qadi, guru, imam, muadzin, dan pejabat negara lainnya.

4.      Pembayaran upah para sukarelawan.

5.      Pembayaran utang negara.

6.      Bantuan untuk musafir.

Sedangkan, pengeluaran sekunder meliputi:

7.      Bantuan untuk orang yang belajar agama di Madinah.

8.      Hiburan untuk para delegasi keagamaan.

9.      Hiburan untuk para utusan suku dan negara serta biaya perjalanan mereka.

10.  Hadiah untuk pemerintah negara lain.

11.  Pembayaran untuk pembebasan kaum muslimin yang menjadi budak.

12.  Pembayaran denda atas mereka yang terbunuh tidak sengaja oleh pasukan kaum muslimin.

13.  Pembayran utang orang yang meninggal dalam keadaan miskin.

14.  Pembayaran tunjangan untuk orang miskin.

15.  Tunjangan untuk sanak saudara Rasulullah.

16.  Pengeluaran rumah tangga Rasulullah.

 

Kebijakan Ekonomi zaman Khulafaur Rasyidin:

v  Abu Bakar Ash Shidiq (11-13 H/632-634 M)

Ada beberapa kebijakan yang dibuat pada zaman Abu Bakar Ash Shidiq yaitu:

1.      Memerangi orang yang tidak membayar zakat.

Pada zaman beliau pajak menjadi rukun islam sehingga pajak sangat ditekankan dan dijunjung tinggi. Memerangi dengan cara memberi kesadaran kepada mereka.

2.      Membagikan harta baitul mal secara sama rata (prinsip kesamarataan).

 

v  Umar bin Khattab (13-23 H/634-644 M)

1.      Mendirikan baitul mal pusat dan daerah.

Baitul mal menjadi tempat untuk pengumpulan pendapatan negara yang meliputi penerimaan dan pengeluaran. Sehingga didirikan dan dikembangkan di pusat dan daerah-daerah.

2.      Menerapkan prinsip keutamaan dalam membagikan harta baitul mal (tidak sama rata).

3.      Menyediakan dana cadangan di baitul mal.

4.      Mendirikan Al Divan (badan yang bertugas mengurusi pembayaran tunjangan dan pension).

5.      Mendirikan Komite Nassab (badan yang bertugas melakukan sensus penduduk).

6.      Membangun infrastruktur (Kanal di Mesir).

7.      Menerapkan zakat kuda.

 

v  Utsman bin Affan (23-35 H/644-656 M)

1.      Menaikkan gaji dan tunjangan.

2.      Membangun angkatan laut.

3.      Menerapkan prinsip keutamaan dalam membagikan harta baitul mal (tidak sama rata).

 

v  Ali bin Abi Thalib (35-40 H/656-661 M)

1.      Mendirikan syurthah (kepolisian).

Sebelumnya sudah ada namun pertama diresmikan pada masanya Ali bin Abi Thalib.

2.       Menghapus pengeluaran angkatan laut.

3.      Membubuhkan lambang Islam pada dinar (uang emas) dan dirham (uang perak).

4.      Menerapkan prinsip kesamarataan dalam membagikan harta baitul mal.

 

Apa Pentingnya Mempelajari Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam?

Kita perlu memahami pentingnya mempelajari sejarah pemikiran ekonomi islam. Yaitu:

1.      Menambah pengetahuan dan kekaguman terhadap Islam.

Banyaknya tokoh-tokoh ekonomi islam yang kebijakannya dipakai hingga saat ini. Karena, dalam ekonomi Islam, semuanya diatur secara sistematis dan tidak hanya memikirkan bagaimana aktivitas ekonomi yang semata mata mencari keuntungan. Adanya prinsip saling ridho, sukarela.

2.      Mengetahui dimensi kebaikan dalam bertransaksi

Dimensi kebaikan akan muncul dalam transaksi contonya keadilan, kesetaraan, dan lainnya. Karena ekonomi Islam menekankan pada konsep ekonomi yang sesuai dengan aturan Allah SWT dalam Al Quran dan juga merujuk kepada hadist nabi.

3.      Mengetahui bagaimana mekanisme ekonomi Islam

Karena kita sebagai ekonom rabbani harus mengetahui dan mengimplementasikan. Yaitu bisa mengelola atau menjalankan etika dalam melakukan aktivitas ekonomi seperti berdagang dan berbisnis

4.      Mengerti bahwa berbisnis ada kode etik. 

Dalam bermuamalah ada beberapa kode etik yang harus dilakukan seperti:

1)      Punya iktikad baik dalam memulai usaha.

2)      Fokus pada bisnis dan menjalankan kewajibannya.

3)      Bukan sebagai penghambat dalam beribadah kepada Allah SWT.

 

Apa Ibrah Meneladani Tokoh Pemikir Ekonomi Islam?

Hal yang dipetik dalam meneladani tokoh pemikir ekonomi islam:

1.      Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT. Dengan cara melihat bagaimana kontribusi tokoh ekonomi islam.

2.      Memiliki Inspirasi dalam berperilaku di kehidupan sehari-hari. Sebagai panutan dalam kehidupan sehari-hari. Seperti semangat dalam berbisnis, menuntut ilmu, mempelajari ekonomi islam, dll.

3.      Semangat dalam menjalankan kehidupan, khususnya dalam memperjuangkan ekonomi islam. Sebagai seorang ekonom rabbani harus memiliki semangat dan jangan berhenti untuk memperjuangkan, mengedepankan, dan mendakwahkan ekonomi islam.

4.      Meningkatkan Ghirah khazanah keilmuan. Dengan melihat kontribusi kita memiliki semangat dalam menuntut ilmu dimanapun dan dalam keadaan apapun.

5.      Sebagai wujud rasa syukur dan Muhasabah diri atas pencapaian saat ini. Kita menjadi tahu bagaimana kita memperbaiki diri agar menjadi lebih baik lagi.

 

“Sejarah adalah guru terbaik, demikian pepatah Yunani Kuno.”

 

Hal itu berlaku pula bagi kaum Muslimin. Banyak ibrah atau pelajaran yang dapat dipetik dari sejarah masa lalu untuk masa kini dan masa mendatang.

 

Sesi tanya jawab

1.      Pertanyaan dari saudara Lusiyanti

Pertanyaan : Mengapa kita perlu mempelajari sejarah ekonomi islam?

Jawaban :

Ada beberapa alas an kita perlu memperlajari ekonomi islam. Pertama, kita mengetahui asal-usul sejarah kebijakan ekonomi saat ini yang kita rasakan. Oleh karena itu, sejarah sangat perlu kita pelajari sehingga bukan sekedar cerita ataupun ulasan saja. Ada banyak sekali tokoh ekonomi islam yang membuat kebijakan ekonomi, sistem perekonomian, dan tidak hanya di kebijakan ekonomi. Kemudian disisi lain, kita mempelajari tokoh-tokoh yang berpengaruh dan memiliki kontribusi yang sangat besar dalam perkembangan ekonomi islam hingga saat ini dan dikenal disemua kalangan masyarakat. Tokoh ekonomi islam sangat memperhatikan bagaimana kebijakan yang dibuat berdampak pada saat ini dan masa akan mendatang. Selanjutnya, kita mengetahui prinsip-prinsip perkembangan ekonomi islam hingga saat ini. Sehingga, mempelajari sejarah ekonomi islam sangat penting.

2.      Pertanyaan dari saudara Abdullah

Pertanyaan: Apabila ada seseorang setelah mempelajari sejarah pemikiran ekonomi islam itu terlalu fanatik dari yang ia pelajari, sehingga dia membid’ahkan apa yang ada di ekonomi konvensional, menurut kakak bagaimana?

Jawaban :

Salah satu manfaat Ketika kita mempelajari ekonomi islam banyak sekali manfaat dan pelajaran yang dipetik dan bisa diterapkan. Namun, kita mengetahui batasan-batasan dari apa yang seharusnya dan apa yang tidak dilakukan. Semisal, kita sudah mengetahui konsep ekonomi syariah mengenai hukum riba kita boleh meyakininya namun, kita juga harus melihat situasinya dengan perkembangan saat ini. Bukan berarti pada zaman dulu tidak memperhatikan zaman sekarang namun dikarenakan terjadi perkembangan dari perubahan yang dilakukan. Bukan berarti kita berfanatik dari kontribusi ekonomi islam, bukan berarti kita mendiskrimanasi ekonomi islam. Intinya kita harus memahami kebijakan yang dulu dan tidak melupakan perkembangan dari situasi yang saat ini.

3.      Pertanyaan dari saudara Irma Fitri

Pertanyaan : Izin bertanya, apa tantangan ekonomi islam dari zaman serba digital seperti ini. Lalu, seperti apa kita menanggapinya?

Jawaban :  Tantangan ekonomi islam mulai dari internal yaitu diri kita sendiri. Apakah kita percaya dengan adanya sistem ekonomi islam, apakah kita melakukan sistem ekonomi islam dengan baik, kemudian apakah kita sudah mengimplementisikan kebijakan ekonomi islam? Jadi, itu merupakan tantangan terbesar dari ekonomi islam. Yang harus dilakukan yaitu meyakini dari ekonomi islam dan apa yang orang lain kehendaki, kita tidak bisa memaksakan kehendak dari atas semua yang kita yakini dan kita harus memberi kebebasan orang untuk memilih. Namun, kita juga harus tetap mendakwahkan ekonomi islam.

4.      Pertanyaan dari saudara Rio Prasetyawan

Pertanyaan : Melihat dari sejarah pemikiran ekonomi islam kok sepertinya menghilang dari awalnya dulu kalah dari ekonomi barat. Apakah sebabnya kok menghilang dan didominasi dari pemikiran ekonomi barat?

Jawaban :

Banyak sekali tokoh ekonomi muslim yang kontribusinya sangat besar dan berjasa. Salah satunya Ibnu Sina, namun masih kalah dengan barat. Di barat sangat dikenal yaitu Avisena daripada Ibnu Sina. Kontribusi yang kurang yaitu dalam mendakwahkan ekonomi islam baik dari internal maupun ke orang lain. Kesalahan terletak dari umat islam, yang hanya sekedar tahu namun tidak di artikulasikan bahwa kaum muslimin yang lebih berkontribusi lebih terhadap kebijakan ekonomi yang saat ini kita rasakan. Barat memiliki andil dalam hal ini, karena tidak memberikan penghargaan yang layak atas kontribusi penghargaan lain bagi kemajuan pengetahuan  umat manusia. Jadi, ketika tangan dari ekonomi islam melemah maka barat semakin menonjolkan sisi kekuatannya.

Kesimpulan :

            Kontribusi kaum muslim sangat besar terhadap perkembangan dan peradaban ekonomi islam. Ada banyak sekali tokoh pemikir ekonomi muslim yang kontribusinya sangat besar terhadap perkembangan ekonomi islam sampai saat ini. Salah satunya adalah Ibnu Sina. Sedangkan, di barat dikenal dengan sebutan Avisena.

Closing Statement:

Kita harus mengetahui sejarah dan pencetus dari kebijakan ekonomi islam yang hingga saat ini kita rasakan. Dan setelah kita mempelajari sejarah ekonomi islam kita harus mengambil ibrah. Dan kita harus mendakwahkan ekonomi islam dimanapun, kapanpun, dan dalam keadaan apapun. Karena ekonomi islam sudah diatur dengan sedemikan rupa menurut Al-Qur’an dan Hadist. Sehingga kita harus memperjuangkan dengan cara meneruskan dan mendakwahkan dari apa yang diberikan tokoh-tokoh islam terdahulu.

DOKUMENTASI



Click to comment