Indonesia Kokoh di Peringkat Tiga Ekonomi Syariah Global, Perkuat Posisi Sebagai Pemain Kunci Dunia
Jakarta, 17 Juli 2025 – Kemenkeu: Indonesia kembali meraih prestasi membanggakan dalam laporan State of the Global Islamic Economy (SGIE) 2024/2025. Laporan yang disusun oleh Dinar Standard bekerja sama dengan Kementerian PPN/Bappenas dan Indonesia Halal Lifestyle Center (IHLC) ini menempatkan Indonesia di peringkat ketiga dunia, dengan skor Global Islamic Economy Indicator (GIEI) sebesar 99,9. Peringkat ini menunjukkan penguatan posisi Indonesia sebagai salah satu pemain utama dalam ekonomi syariah global. Skor tersebut mengalami peningkatan sebesar 19,8 poin dari tahun sebelumnya, mencerminkan pertumbuhan yang stabil dan signifikan dalam pengembangan ekosistem ekonomi syariah nasional.
Keberhasilan Indonesia tidak hanya terlihat dari posisi keseluruhan, tetapi juga dari pencapaian luar biasa di sejumlah sektor strategis. Salah satunya adalah sektor fesyen muslim (modest fashion), di mana Indonesia berhasil meraih peringkat pertama secara global, naik dua peringkat dibandingkan tahun sebelumnya. Capaian ini mencerminkan peran dominan Indonesia dalam industri busana muslim dunia yang semakin mendapat perhatian di tingkat internasional.
Selain itu, Indonesia turut menonjol dalam sektor pariwisata ramah muslim serta industri farmasi dan kosmetik halal, yang keduanya berhasil menempati posisi kedua di tingkat global. Sementara itu, sektor keuangan syariah juga mencatat kemajuan positif dengan kenaikan satu peringkat dibandingkan tahun sebelumnya.
Keseimbangan kekuatan di seluruh pilar ekonomi syariah mencerminkan keberhasilan kolaborasi yang erat antara pemerintah, pelaku industri, dan para pemangku kepentingan. Komitmen dan visi strategis pemerintah menjadi fondasi utama dalam mendorong ekonomi dan keuangan syariah sebagai bagian integral dari pembangunan nasional.
Wakil Presiden Republik Indonesia ke-13, K.H. Ma’ruf Amin, menegaskan bahwa ekonomi syariah telah diintegrasikan sebagai prioritas dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025–2045 serta Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025–2029.
“Sebagai negara dengan jumlah penduduk Muslim terbesar di dunia, Indonesia memiliki dasar moral serta legitimasi demokratis untuk tampil sebagai pusat ekonomi syariah global,” ujar K.H. Ma’ruf Amin.
Senada dengan itu, Menteri PPN/Kepala Bappenas, Rachmat Pambudy, menyampaikan bahwa ekonomi syariah merupakan sistem alternatif yang mampu menjawab tantangan global masa kini.
“Ekonomi syariah mengintegrasikan nilai-nilai etika, tanggung jawab sosial, dan keberlanjutan. Di tengah krisis global, pendekatan ini menawarkan kesempatan untuk membangun sistem ekonomi yang lebih adil dan inklusif,” jelas Menteri Rachmat.
Penguatan posisi Indonesia juga ditopang oleh besarnya potensi pasar. SGIE mencatat bahwa pengeluaran konsumen Muslim global yang mencapai USD 2,43 triliun pada 2023 diperkirakan akan tumbuh menjadi USD 3,36 triliun pada 2028. Dengan potensi tersebut, Indonesia bukan hanya sebagai pasar, tetapi juga menjadi magnet investasi global. Indonesia bahkan tercatat sebagai negara tujuan investasi halal nomor satu, dengan 40 kesepakatan investasi senilai USD 1,60 miliar selama periode laporan.
Tingginya kepercayaan investor menunjukkan keberhasilan pemerintah dalam membangun ekosistem ekonomi syariah yang kondusif. Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) terus memainkan peran strategis dalam menyelaraskan kebijakan lintas sektor. Ke depan, pemerintah bertekad memperkuat kelembagaan KNEKS guna mempercepat integrasi dan inovasi kebijakan. Upaya ini diharapkan semakin memperteguh posisi Indonesia sebagai salah satu aktor utama yang membentuk arah ekonomi syariah dunia di masa mendatang.
